Thursday, 22 November 2012

Bentuk, Jenis, dan Fungsi Kendaraan Bermotor Roda Empat

Bentuk, Jenis, dan Fungsi Kendaraan Bermotor Roda Empat

                                                             Abstrak
Kemajuan ilmu dan teknologi telah mendorong perkembangan bidang industri otomotif. Penelitian dan pengkajian teknologi otomotif menumbuhkan beragam penciptaan kendaraan otomotif. Keragaman jenis kendaraan otomotif dapat ditinjau dari banyak sekali sudut. Salah satunya ditinjau dari sudut aksesoris ekteriornya. Berdasarkan pengamatan terhadap fenomena yang terjadi pada ekspresi dominan remaja ini, terdapat banyak ragam dan jenis aksesoris ekterior kendaraan bermotor roda empat. Berdasarkan fungsinya, kendaraan bermotor roda empat dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis, di antaranya kendaraan penumpang, kendaraan off-road, kendaraan serba guna dan kendaraan sport. Pada ketika ini banyak konsumen atau pemilik kendaraan yang mengubah bentuk dan fungsi kendaraan secara bebas dengan beragam desain sesuai keinginannya dengan tetap memperhatikan kemampuan mesin kendaraan tersebut.

Kata Kunci: Sarana Transportasi, otomotif, aksesoris eksterior, kendaraan penumpang, kendaraan serba guna, off-road, automobile-racing, four wheel drive.

Pendahuluan
Kendaraan bagi insan sudah menjadi sarana yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan. Dengan adanya kebutuhan yang berbeda antara satu orang dengan orang lainnya, sarana itu juga dibuat beragam diadaptasi dengan kebutuhan pemakaiannya. Untuk pemakaian di lokasi yang yang berbukit maka ada jenis kendaraan jip; sementara untuk lokasi yang relatif rata menyerupai jalan-jalan perkotaan maka kendaraan yang digunakan yaitu jenis sedan. Hal diatas merupakan contoh yang menunjukkan adanya perbedaan jenis-jenis kendaraan berdasarkan lokasi pemakaiannya. Namun dari pengamatan penulis, sekarang ini terjadi fenomena yang unik. Kendaraan-kendaraan tersebut tidak digunakan berdasarkan lokasi pemakaian lagi. Karena dengan mudah kita temui penggunaan kendaraan jenis sedan atau minibus, bahkan jip yang digunakan untuk banyak sekali keperluan, baik untuk pergi ketempat bekerja, berbelanja maupun sekolah. Informasi baik dari media surat kabar maupun televisi telah banyak memberi informasi menyerupai bentuk, jenis kendaraan yang digunakan oleh pembalap/pereli kelas dunia. Perubahan tampilan kendaraan para pembalap/pereli tersebut yang banyak memberi ilham bagi masyarakat kebanyakan. Pada jadinya kita sering menemukan penggunaan kendaraan jenis sedan maupun jenis niaga yang telah mengalami perubahan tampilan. Sehingga dalam tampilannya kendaraan tersebut lebih sesuai sebagai kendaraan yang digunakan di arena pacu (lomba) dibandingkan untuk dipakai di jalan raya.

Kendaraan-kendaraan yang dimaksud dengan mudah ditemukan lalu lala.ng di jalan raya lengkap dengan sayap (spoiler) pada adegan depan, belakang. Bahkan sampingnya (side skirt). Padahal kalau dihubungkan dengan fungsinya; perlengkapan­perlengkapan tersebut gres berfungsi dan sangat diperlukan pada ketika kendaraan tersebut dipacu dengan kecepatan lebih dari 100 km/jam. Sementara kendaraan. (mobil) tersebut pada pemakaiannya akan dijalankan tidak lebih dari 60 km/jam. Hal ini dikarenakan kemampuan kendaraan yang terbatas, disamping lokasinya (perkotaan) bukan untuk pacuan (balapan).

Ruang Lingkup Kajian
Tulisan ini kajian lebih banyak mengenai fenomena yang terjadi pada tren penggayaan aksesoris (perlengkapan) otomotif, khususnya kendaraan roda empat dan dampaknya terhadap masyarakat umum. Berbicara mengenai aksesoris kendaraan tentunya tidak lepas dari jenis dan ragamnya yang demikian banyak, karenanya dalam goresan pena ini yang akan dibahas yaitu aksesoris eksterior.

Pengertian, Fungsi dan Aspek Otomotif
Otomotif yaitu kendaraan, yang berfungsi sebagai suatu sarana pindah insan yang menggunakan tenaga penggagas berupa mesin. Sarana berpindah ini dapat beroda dua (misalnya motor), tiga (misalnya bajaj, bemo), empat atau lebih (misalnya kendaraan beroda empat sedan, bis dan truk). perlengkapan body (seperti spoiler), Fungsi dari sarana transportasi ini ban dan sebagainya. yaitu sebagai sarana berpindah atau orang atau benda/ satu tempat ke tempat transportasi barang dari lain. Aspek otomotif kendaraan itu sendiri. dapat dibagi menjadi beberapa adegan yaitu mesin sebagai tenaga penggagas dan badannya (body). Pada adegan tubuh atau body juga dapat dibagi jadi yang bekerjasama dengan interior (bagian dalam kendaraan); yaitu meliputi ruang kemudi dan ruang penumpang, denganperlengkapannya (tempat duduk, sound system dan sebagainya) dan yang bekerjasama dengan eksterior (bagian luar); yaitu meliput:

Pengelompokan Otomotif
Pemasaran kendaraan produksi Agen Tunggal Pemegang Merek yang ada di Indonesia membagi kendaraan atas beberapa penggolongan.Golongan pertama yaitu kendaraan penumpang, merupakan kendaraan beroda empat yang berfungsi untuk membawa orang. Biasanya ada yang berbentuk sedan (dengan 4 pintu) dengan pintu ruang bagasi yang terpisah dari beling belakang atau hatchback (dengan 4 pintu) dengan pintu ruang bagasi yang menyatu dengan beling belakang.

Gambar 
Kendaraan Kompetisi BTCC yang diaplikasikan dari
jenis kendaraan sedan umum dengan perubahan
spesifikasi teknologi untuk kepentingan pertandingan
di trek balap khusus

Pada jenis kendaraan ini, kenyamanan penumpang menjadi perhatian utama. Baik yang berupa sistem suspensi, kekedapan terhadap gangguan bunyi dari luar atau terhadap suhu panas di luar mobil. Juga kenyamanan penumpang pada ketika akan menaiki kendaraan, karenanya jarak kendaraan dari tanah (ground clearence) ini tidak terlalu tinggi, sehingga penumpang akan mudah untuk naik dan turun dari kendaraan atau dengan istilah lain cenderung (± 20 - 25 cm). dinamakan All Terrain Vehicle, istilah yang dekat di masyarakat adalah
Golongan kedua yaitu kendaraan dengan sebutan kendaraan jip. medan diluar jalan aspal (off road)

Gambar
Kendaraan Off-road dengan spesifikasi teknologi untuk kepentingan
medan berat di luar jalan aspal

Off-Road Racing,... the name implies, in off-road racing there are no formal courses, only rudimentary trails. ... While old cars and vehicles cobbled together from automobile and motorcycle components were once used in off-road racing, off-road racers have evolved into carefully designed, extremely expensive racing cars capable of surviving competition in the desert. A recreational sport and industry has grown out of off-road racing, involving dune buggies and off-road vehicles used for recreation.

Gambar 
Kendaraan berbasis off-road dengan spesifikasi bentuk yang dirubah konsumen/ pemakainya mengarah ke bentuk kendaraan pacu pada trek balap

Jenis kendaraan ini alasannya yaitu ditujukan untuk penggunaan segala medan (terutama untuk tempat yang berbukit) maka menggunakan sistem penggagas empat roda (four-wheel drive). Selain itu jarak kendaraan terhadap tanah relatif tinggi (lebih dari 35 cm). Golongan ketiga yaitu kendaraan serbaguna, atau dalam kategorisasi DLLAJR termasuk dalam kategori 1, di masyarakat yaitu dengan sebutan kendaraan minibus. Umumnya dari pihak ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) dikeluarkan dalam bentuk rangka (chassis) lalu oleh pihak industri karoseri adegan rangka belakangnya diberi b ad an dan perlengkapan lainnya sehingga laik untuk membawa penumpang lebih dari 3 orang. Walaupun kendaraan jenis ini diperuntukan bagi penumpang (jumlah yang relatif banyak), namun kenyamanan suspensi relatif kurang dibandingkan dengan kendaraan pada golongan satu. Golongan ke empat yaitu kendaraan sport yang didefinisikan sebagai berikut: Sports-Car Racing, like stock cars, some sports cars appear to be street cars, commonly carrying manufacturer names such as Porsche, Ferrari, and Bayerische Motoren Werke (BMW). But, as in stock-car racing, the resemblance to the street cars that are commercially available ends with the appearance. Sports cars also are extremely sophisticated racing machines built to run at high speeds over distance. ... the organizers, owners, drivers, and teams are more attuned to the marketing needs of the manufacturers, who are trying to sell street cars, tires, and components through the publicity that comes from being associated with the competitions.

Gambar 
Kendaraan berbasis sedan sport BMW dengan
spesifikasi bentuk yang dirubah konsumen/ pemakainya
mengarah ke bentuk kendaraan pick-up
dengan nuansa bentuk kendaraan pacu pada trek balap

Pada golongan ini hampir sama dengan golongan pertama, namun jumlah penumpangnya sangat terbatas; biasanya hanya 1 orang. Memiliki performa yang mengindikasikan kecepatan, menyerupai sistem & daya mesin yang cukup besar, juga tampilannya yang berkesan sporty 


Kendaraan sport diartikan sebagai berikut:'Automobile Racing, sport in which drivers race specially designed automobiles over tracks or courses of differing lengths, designs, and constructions. It tests the skills of the drivers, the speed capabilities of the vehicles, and the endurance of both. Automobile racing, which originally consisted of occasional challenges among wealthy .... It is one of the most popular spectator sports in the world...

Kendaraan pada golongan ini memang dikhususkan untuk sport (olah raga kecepatan). Dirancang khusus untuk keperluan lomba atau laga kecepatan, hanya memiliki satu tempat duduk untuk pengemudi raja. Menggunakan daya mesin, suspensi yang khusus. Kendaraan jenis ini akan digunakan untuk lokasi tertentu pula. Biasanya jarak kendaraan dengan tanah (ground clearance) yang sangat rendah ± 5 cm.

Karakteristik Otomotif Sebagai Sarana Transportasi Masparakat
Secara umum karakteristik utama dan otomotif atau kendaraan sebagai sarana transportasi yaitu suatu kendaraan yang dapat dipakai untuk berpindah dan satu tempat ke tempat lain dengan waktu yang relatif singkat dan aman serta nyaman bagi penggunanya. Aman disini dalam pengertian melindungi penggunanya terhadap aktifitas pergerakan itu, misalnya terpaan angin, air hujan. Nyaman dalam konteks adanya sarana bagi pengguna dalam menjalankan kendaraan tersebut. Aspek waktu yang relatif singkat dipecahkan dengan penggunaan tenaga penggagas yang banyak jenisnya (disesuaikan dengan kebutuhan), sedangkan aspek aman diterjemahkan dengan adanya body kendaraan lengkap dengan atapnya. Untuk aspek kenyamanan dapat diterjemahkan dengan adanya sarana duduk bagi pengemudi atau penumpang.

Namun dalam perkembangannya menyerupai yang sudah disinggung pada adegan awal goresan pena ini, huruf tersebut telah mengalami pergeseran. Sehingga demi menghadirkan tampilan kendaraan yang sesuai dengan angan atau citra idolanya, para pemilik kendaraan itu rela untuk mengorbankan kenyamanannya.

Hasil Penelitian: Dampak Aksesoris Otomotif terhadap Perilaku Masyarakat

Citra visual dan masing masing golongan kendaraan tersebut di atas sangat determinan. Kendaraan sedan penumpang yang ada kini cenderung berbentuk stream line dan aerodinamis dengan ciri berpintu empat. Perbedaan signifikan dengan kendaraan sedan sport yang masuk ke Indonesia yaitu dalam jumlah pintu. Kendaraan sport hanya berpintu dua. Ciri visual yang membedakan kendaraan sport dengan sedan penumpang biasa yaitu kecenderungan bentuknya yang lebih ramping, yang memperlihatkan kesan cepat.

Gambar
Tampilan visual kendaraan sport reli dan pengemudinya saat
memenangkan suatu kompetisi

Realitas yang berkembang kini di masyarakat yaitu terjadinya perancuan ciri visual pada kendaraan. Banyak terjadi penceperan (perendahan) kendaraan dengan tujuan untuk menjiplak tampilan visual kendaraan balap khusus trek BTCC Sejenis balap kendaraan beroda empat di Inggris dengan menggunakan basis kendaraan beroda empat standar pabrik yang suspensinya direndahkan untuk tujuan peningkatan kestabilan pada ketika kecepatan tinggi). Di Indonesia banyak sekali jenis kendaraan non sport dimodifikasi supaya menjadi serendah mungkin, hal ini umumnya dilakukan oleh para remaja yang berasal dari golongan keluarga menengah ke atas. Varian kendaraan yang mereka rubah yaitu semua jenis , baik itu jenis kendaraan angkutan barang, minibus, jip, hingga kendaraan keluarga milik orang renta mereka.

Warna dan bentuk yang tampak dalam visualisasi tubuh kendaraan merupakan suatu representasi dari citra visual ideal yang umum dipergunakan pada kendaraan­kendaraan untuk fungsi tertentu. Citra ideal tersebut kemudian berubah menjadi konsep bentuk kendaraan yang menjadi target para pemodifikasi. Menurut Jung, sebagai berikut:

composite of all creative instincts and impulses and the entire motivating force of human conduct. According to his theories, the unconscious is composed of two parts; the personal unconscious, which contrains the results of the individual's entire experience, and the collective unconscious, the reservoir of the experience of the human race. ...

Gabungan dari insting kreatif dan dorongan motivasi insan cenderung menjadi pengarah tindakan seseorang. Dan ketidak sadar an seseorang akan hal ini yang ditambah dengan pengalamannya menjadi pendorong gerak kehidupan xnanusia itu sendiri. Dimana hal ini ditangkap dalam bentuk pencerapa2nnya terhadap citra yang sempit. Dengan demikian alasannya yaitu adanya harapan orang untuk menjadi sesuatu, sementara orang tersebut tidak bisa mencapainya, maka dalam dunia mentalnya is mengambil jalan pintas untuk mencapainya yaitu dengan menjiplak tampilannya saja. Impiannya untuk menjadi pereli dunia, namun alasannya yaitu hal itu tidak bisa dicapai; maka yang ditiru yaitu bentuk kendaraannya saja.

Seperti pada contoh gambar di atas; pada gambar 7 yaitu gambar dari salah satu kejuaraan dunia yang bentuk kendaraannya jadi model modifikasi kendaraan yang banyak ditiru. Ciri utamanya berupa sayap depan (spoiler) yang landai dengan lubang pendingin ruang mesin yang besar. Ciri ini diaplikasikan pada sebuah kendaraan sedan (gambar 8), lengkap dengan penggunaan pelek dengan ukuran lingkar besar (18 inch).

Contoh-contoh di atas bahwa p engalam an merupakan suatu kesadaran dimana seseorang dapat mendapatkan interpretasi mental dan fisik dalam konteks mereka. Mereka mencicipi kepuasan dengan dapat duduk di dalam kendaraan yang secara visual tampil seperti sebagai kendaraan balap trek khusus, walaupun pada kenyataannya mereka tidak bisa / dapat duduk di kendaraan yang khusus untuk dipergunakan pada balap trek.

Dampak yang Ditimbulkan Oleh Aksesoris Otomotif terhadap Perilaku Masyarakat pengguna Jalan

Dalam usaha menarik perhatian orang disekelilingnya dan menjadikannya sebagi sentra perhatian, mereka cenderung bertindak lebih supaya tujuannya itu tercapai. Diantaranya dengan menjalankan kendaraannya secara perlahan, dan berusaha menarik perhatian sekelilingnya (memasang lagu dengan bunyi yang keras misalnya). Orang disekelilingnya akan tertarik dan memberi perhatian lebih. Akibatnya lalu lintas akan terhambat (macet) dan dengan demikian tujuannya untuk menjadi sentra perhatian tercapai.

Dalam konteks penerapan aksesoris pada kendaraannya, para pengguna kendaraan roda empat, cenderung melaksanakan pengambilan keputusan untuk memilih suatu bentuk berangkat dari proses mengamati bentuk suatu obyek (kendaraan) yang menjadi idola mereka lalu kemudian melalui proses mentalnya berubah membentuk abstraksi sifat cantik dari segala atribut yang ada pada benda yang diamatinya tersebut. Yang kemudian dapat direalisasikan dengan menggunakan idiom-idiom tersebut (seperti spoiler, pelek dengan lingkar besar, juga warna dari kendaraannya).

Kemungkinan -kemungkinan obyektif insan untuk memuaskan banyak sekali kebutuhannya semakin bertambah pula. Hal ini dimungkinkan dengan terjadinya perubahan-perubahan realitas pada masyarakat urban di masa modern yang di satu pihak menyebabkan timbulnya tuntutan­tuntutan untuk pemuasan kebutuhan dan dilain pihak adanya ketegangan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. Pada jadinya hal tersebut akan menjadikan suatu pola keseimbangan baru.[5] Tuntutan‑tuntutan tersebut menjadikan tekanan yang berlebihan bagi masyarakat urban untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dalam lingkungan sosial masing-masing individu kota, dalam hal ini dimanifestasikan dalam bentuk penerapan aksesoris pada kendaraan yang mereka pergunakan. Akibat dan pola hidup modern yang memacu produktivitas. Dimana ciri masyarakat modern menurut Marcuse[6] cenderung untuk menonjolkan diri dengan tugas sains dan teknologinya. Berbagai fasilitas yang dihasilkan dan kerja insan modern yang erat kaitannya dengan operasionalisasi dan instrumentalisasi menjadikan insan modern terkondisi untuk masuk ke dalam alam / lingkungan buatan yang juga terkuasai dan termanipulasi oleh teknologi modern tersebut secara menyeluruh (totaliter). Ketegangan-ketegangan yang muncul sebagai akhir dan represi insan yang terkondisi untuk masuk dalam sistem operasionalisasi teknologi modern, juga sebaliknya memunculkan penyeimbang gres lain, yakni tersedianya waktu luang yang berlebih (akibat mekanisasi teknologi modern yang dapat diterjemahkan dalam bentuk jadwal kegiatan). Hal ini sesuai dengan konsepinstrumentalisasi teknologi modern, dimana insan seolah-olah diberikan kebebasan dalam melaksanakan proses konsumsi dalam mencapai kesenangannya dengan memilih aneka layanan, hiburan, barang yang ditawarkan oleh banyak sekali penyedia melalui media promosi. Dalam aktivitas kesehariannya insan sangat dekat dengan sarana angkutnya (dalam hal ini kendaraan), maka tanpa disadari kendaraan tersebut akan tampil sebagai representasi dirinya terhadap sosok ideal yang menjadi obsesinya. Foucault memprediksikan hal tersebut sebagai Theatrical Representation,7 suatu situasi (terikat dengan konteks waktu) dimana seseorang bermain dengan imajinasi dan ilusinya sendiri dan secara personal ia memperlihatkan citra gres pada atribut dirinya, tanpa ada konfrontasi (benturan) dengan pihak­pihak diluar dirinya, dan menjadikannya dialektika visual.

Foucault, Michel, 1989, Madness and Civilization, Tavistock/ Routledge, London.
Representasi tersebut sebenarnyapun tidaklah pernah cukup, alasannya yaitu walaupun ia telah berusaha untuk mengartikulasikan suatu makna pada obyek kendaraannya, dalam perjalanannya, sebagai mahluk sosial, ia akan selalu berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Dan hal ini akan menumbuhkan perubahan paradigma dalam egonya terhadap suatu bentuk ideal dan kendaraan. Pola ini akan terus berlanjut selama ia tetap berinteraksi dengan lingkungannya tersebut.

Dengan demikian kendaraan tersebut dijadikan menyerupai dirinya sendiri (manusia) yang perlu tampil jantan, cantik dan sebagainya. Karena itu kompensasi dan ketegangan mental yang muncul akhir kondisi kegiatannya tersebut diterjemahkan dalam bentuk dukungan simbol­simbol aksesoris kendaraan sebagai representasi dari citra obyek ideal yang ada dalam imaji individu tersebut. Tujuannya yaitu untuk menjadikan orang lain (umum) mengetahui eksistensinya ketika berada di jalan raya melalui keunikan tampilan fisik kendaraannya tersebut. Hal lain yang terjadi yaitu meningkatnya anggaran belanja untuk mendapatkan/ membeli aksesoris kendaraan, dengan kata lain mereka harus menyisihkan atau menyediakan sejumlah dana untuk tujuan konsumsi (consumptive), alasannya yaitu aksesoris-aksesoris tersebut memiliki harga jual yang cukup tinggi (sebagian besar konsumennya berasal dari golongan ekonomi menengah ke atas).

Selain dari kompensasi ketegangan tersebut di atas, kelengkapan aksesoris kendaraan tersebut dirasakan perlu terutama pada ketika dibutuhkannya rasa pengukuhan dari kelompok. Karena insan sebagai mahluk sosial membutuhkan interaksi antar sesama sebagai penerima/ pengukuhan diri yang diterjemahkan dalam bentuk kelengkapan aksesoris kendaraan kelompok tersebut.

Kesimpulan
Golongan masyarakat pembeli Aksesoris otomotif terbagi menjadi dua kelompok besar, yang petama yaitu golongan yang membeli fungsi (teknis operasional) untuk meningkatkan kinerja kendaraannya sesuai dengan tuntutan kebutuhan fisik kendaraan untuk mencapai target fungsional yang dibutuhkan.

Sedangkan yang kedua yaitu golongan yang tidak membeli fungsi, tapi simbol. Akibatnya, kenyamanan sudah tidak lagi menjadi syarat pokok. Mobil yang merupakan produk teknologi yang pada dasarnya merupakan benda telah bergeser dan diposisikan menyerupai layaknya mahluk hidup, sehingga membutuhkan elemen pelengkap (aksesoris) menyerupai seorang wanita membutuhkan perlengkapan rias wajah supaya bisa tampil dengan penuh keyakinan dan percaya diri serta dapat menarik perhatian.

Pola kehidupan modern masa kini yang memacu prokdutivitas menjadikan pola informasi sekarang cenderung menggunakan kemasan komersial. Segalanya ditampilkan sebagai kebutuhan baru, dan ditawarkan dengan efek demonstratif dan pola konsumerisme yang sangat berpengaruh dan perkasa yang akan mensugesti sekelompok orang untuk menggunakan / memakai barang-barang kebutuhan tersebut (dalam hal ini produk aksesoris otomotif) secara berlebihan.

Realitas visual yang digambarkan dalam banyak sekali mass media baik itu cetak maupun elektronik, yang penuh dengan nuansa-nuansa maskulinitas yang tinggi seperti: penaklukan, tantangan, serta serba kompetisi, memang berfungsi sebagai katarsis dari peri kehidupan faktual yang sebenarnya. Namun, fungsi katarsis itu ternyata tidak sepihak. Realitas angan-angan juga sekaligus mensugesti realitas hidup yang sebenarnya. Hal yang termanipulasi pada aksesoris otomotif yang cenderung dikenal dan banyak dibeli masyarakat bergotong-royong hanya citra. Konsumen membeli citra yang diejawantahkan dalam bentuk Aksesoris kendaraannya dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan psikologis yang muncul dan menjadi gaya hidupnya. Aksesoris otomotif muncul sebagai representasi individu pemakai, dan merupakan mata rantai budaya modern yang sangat bersifat materialistis dan mekanis. Dimana operasionalisasi dan instrumentalisasi teknologi modern menjadikan insan sebagai mahluk paradoks; dimana disatu sisi ia mendapat kebebasan dalam menentukan pilihannya, sementara pada sisi lainnya tanpa disadari is telah menjadi budak konsumerisme. .Inilah dinamika dari budaya modern yang menciptakan harmoni gres antara insan dengan lingkungan sosial dan lingkungan buatannya.

0 comments

Post a Comment